sepanjang malam, menggesek-nggesek badan, geram gatal mengoyak bekas coblosan nyamuk, hingga membekas ruam semerah delima.
Sepertiga malam, tak asing bagi mereka perindu Tuhan, ia bangun seperti alarm yang dinyalakan, seakan Tuhan telah mematok waktu baginya tuk bangun. Di luar lapang, murni baru tetesan embun, semurni hati kekasih, dambaan Tuhan maha kasih. Tunduknya rerumput itu bersama embun-embun suci, menggambarkan mereka yang tunduk pada ilahi, dengan hati yang baru saja ia cuci.
- Badiyus
---o0o---
Sajak Senja adalah suatu komunitas literasi yang didirikan oleh Khairul Fikri. Seiring waktu, Sajak Senja mulai besar. Hingga saat ini membernya telah mencapai lebih dari 300.000 orang. Berikut beberapa media sosial Sajak Senja: Klik tautan di bawah ini!
Silakan klik dan ikuti media sosial di atas, jangan lupa subscribe channelnya.
Selanjutnya, kami suguhkan beberapa karya dari member Sajak Senja tentang EMBUN:
---
Embun di pagi buta telah menjadi saksi bisu
Sang fajar telah pergi tanpa pamit
Fajar pergi memanggil mentari tuk menggantikan
Menerangi hidupku yang gelap ini
Terima kasih kesesatan
Berkatmu,aku menemukan celah penerang
Mentari,Garut2020
- Arafi Fauzi Rm
---o0o---
Sang surya mulai berkata, jangan menyimpan rindu sendirian agar embun mulai menghilang, pagi ini aku menyeduh coffee dengan segala ke'elokannya hitam lekatnya seperti kamu yang berada d ujung rindu, kutau coffee tidak pernah bohong atas kepastian rasanya. ba balik hujan turun dari langit kebumi aku menyelipkan pesan untukmu dan ku yakin kamu tau itu.
Rindu yang berat ketika surat tidak terbalas.
Di balik embun
- Salam Seni
---o0o---
Aku memang tak sebening embun dipagi hari,
Tak sehangat mentari pagi,
Dan tak seindah pelangi senja.
Namun, aku berhasil menjatuhkan bayangan gelas kopi di permukaan meja kayu,
Sementara uap kopi dicengkeram oleh angin,
hanya saja keduanya memaksa,
membawa bayang wajahmu ke ujung imajinasiku,
Lagi lagi itu membuatku jatuh ke dalam pelukmu.
- Ay
---o0o---
Sesejuk embun pagi
Temanilah aku disini
Menjalani hidup dihari kamis ini
Bila esok kita 'tak bertemu lagi
Setidaknya aku pernah menatap matamu sangat dalam dimalam hari
Sebagai pengingatmu kala aku pergi menghadap sang ilahi
Ruang tunggu dan rindu
Tangerang,-
- Lisma Wati
---o0o---
Tetesan Embun Pagi
Setetes embun di pagi hari
Menyegarkan pemandangan desaku
Meskipun hanya butiran air
Namun mampu membawa banyak
manfaat
Untuk mencapai suatu tujuan
Membutuhkan sebuah perjuangan
Meskipun harus dimulai dari titik nol
Namun dari nol itulaj tercipta sejuta
Yang membawa manfaat bagi semua makhluk ciptaan Allah.
- Anna Althifunnisa Asnii
---o0o---
Katakan pada embun,
Sejuk mu mendinginkan..
Katakan pada senja,
Pergi mu menggelapkan..
Katakan pada cinta,
Hilangmu menyakitkan..
Mereka pernah berkata,duniamu tidk ada yg abadi..
Sesali lah nikmat Tuhan yg kau dustakan..
Bangun lah,hidupmu bukan hanya untuk cinta..
Kau takut bukan berarti kau lemah...
Kau menangis bukan berarti kau tak ada daya..
Terkadang hati mu terlalu dibutakan rasa,
Jangan biarkan rasa sedih mu melarutkan..
Berdamailah dengan hati,belajarlah pada yg telah terjadi,..
Semua itu hanya lah sebuah jenjang untuk kau naiki..
Pergilah..
Disana kebahagiaan mu menanti.
- Willdan Aditya
---o0o---
Malam Lalu dan Senyummu
Malam lalu, sepertinya aku melihatmu. Secarik wajah berbias pada kaca jendela. Embun dan galur-galur air menempel padanya. Hujan di tempatku. Dan kau, kulihat tersenyum. Entah pada siapa.
Kau di sana. Tapi rasanya seperti di sini. Duduk di depanku. Kau diam saja, tanpa suara. Memperhatikan pena dan tintaku, yang kian lama kian gaduh goresannya.
Aku menatapmu. Lagi-lagi, kau tersenyum.
Entah pada siapa.
- Mahesa Jenar
---o0o---
Menatap sebuah kaca melihat embun yang indah menunggu mentari datang ya di situlah ku sampaikan rindu,kenapa ku menjadi candu akan rindu?rindu yang memang selalu melibatkan perasan,ntahlah sebenarnya ku tak ingin menjadi sosok pecandu rindu akan sosok dirimu, namun ya dulu kamu sosok yang ku benci,namun kini kau menjadi sosok yang selalu dinanti
Ciamis,Jawa barat
06 Mei 2020
Putri Aprilia Agustin
---o0o---
Pagi pun akhirnya kembali datang menjelang
Membawa embun yang menyapaku dengan riang
Menginstrupsikanku untuk bangkit dan berjuang
Untuk menjalani hari-hari yang masih panjang
Sang surya sudah mulai muncul dari ufuk timur
Membangunkan semangat yang mungkin telah menjamur
Untuk menyemai pupuk agar pemikiran semakin subur
Agar kelak kau akan hidup dengan makmur
_Wadkhuli Jannati,22 Juni 2020
- Wadkhuli Jannati
---o0o---
Konklusi
Clik...
Air embun jatuh ke tanah
Dingin menyejukkan membawa kedamaian
Matahari pun terbit
Terdengar riuh kicaunya burung pipit
Insan mulai sibuk bergelut dengan masalahnya
Kebun, sawah, kantor, pabrik, proyek bahkan jalanan adalah tujuannya
Demi slogan sesuap nasi
Demi menghidupi keluarga, anak dan istri
Demi memenuhi kebutuhan
Demi mewujudkan keinginan
Setiap insan punya satu tujuan
Setiap insan punya berbagai cara untuk mencapai tujuannya
Masing-masing punya jalannya sendiri
Masing-masing punya takdirnya sendiri
Bandung, 2020년 05월 21일
- Ridwan Setiansyah
---o0o---
Seperti embun di ujung daun
Aku terlalu hanyut dalam khayal
Terlalu tinggi dalam mimpi
Hingga lupa, rasa jatuh dalam nyata
Entah seberapa banyak kertas yang ku remas
Sampai sampai, tinta pun habis terkuras
Bahkan, kopi yang tadinya panas
Kini hanya menyisakan ampas
Entah apa yang ku tulis
Hingga air mata jatuh menangis
Aku yang menjaga hubungan ini dengan susah payah
Sedang kamu mengakhirinya dengan mudah
Terimakasih
Terimakasih untuk pernah singgah
Dan akhirnya, kini aku benar benar patah
- Ajat Jatnika
---o0o---
Sialan! Hanya dengan diksi kau mampu meluruhkan benteng keangkuhan. Puisimu bagai rintik embun di pagi hari, aku terjebak di setiap aksara yang kau larikkan. Bodoh. Mengutuk diriku sendiri memujamu sampai lupa akan logika.
Cinta Aksara
Juli 2020
- Kerry Dee
---o0o---
Embun pagi menyapa hari
Mentari pagi Menyambut kita untuk memberikan kenyamanan dalam diri
Hening nya pagi memberikan kesunyian
Cahaya terang menyambut kita untuk memulai aktifitas,memberikan semangat kepada diri
Begitu pula senyummu yang selalu mengikuti embun pagi,dan diriku selalu bahagia untuk menyapa,karna senyummu selalu ada,untuk memberi bahagia
ShPengagumSenja
- SyarifSh PengagumSenja
---o0o---
Hanya Punya Cinta
Pada pagi bulan juli
Membuka hati adalah keniscayaan
Merebut molek embun di daun
Luruh airmata malaikat patah sayap
yang hinggap
Dari seonggok mimpi yang terhempas di jalan.
Aku merindukan
keindahan tubuh bulan
dan gigi seri pada para bayi
Tempat di mana ruh puisi ditiupkan
Menjelma menjadi doa-doa yang ringkas
Serta tergesa
Dilantunkan dengan lantang manakala usang
Seusai permainan para durjana
Di meja pertaruhan.
Barangkali benar
Pertarungan ini tak pernah rampung dan selesai
Kita hanya boleh tampil sekali, kekasihku
Tunjukkan kehebatan
Tak perlu mewah, sederhana pun cukup sudah
Selebihnya biarkan semesta yang bekerja
Jika kita hanya punya cinta!
***
Jakarta, 1 Juli 2020
- Andy Warlins
---o0o---
Fatamorgana
Ketika embun turun sebelum fajar merengkuhnya dari pucuk dedaun
Aku masih mengharapkan engkau masih mengharapkanku
Tatkala mentari naik sepenggalah dan aku tengah mendekap dhuha yang separuh basah
Aku tengah mengharapkan engkau tengah mengharapkanku
Sewaktu gersang siang membuat rinduku semakin kerontang penuh lubang
Aku sedang mengharapkan engkau sedang mengharapkanku
Semasa senja turun, dimana semburat warna tembaga menjelagai langit barat
Aku selalu mengharapkan engkau selalu mengharapkanku
Saat nafas tercekat di malam yang semakin pekat
Aku tetap mengharapkan engkau tetap mengharapkanku
Aku mendambakan engkau mendambakanku
Aku merindukan engkau merindukanku
Kini aku beku
Terbujur kaku memeluk bayangmu
Banyumanik, 14 Februari 2017
- Nurul Adha
---o0o---
Adorasi Waktu
Di ufuk fajar yang menyingsing kutemukan bayangmu pada tetes embun yang jatuh anggun
Dengan segenap haruku menyambut riang atas pulangmu
Kemari!
Ada pelukku yang tidak kubiarkan melepas pelikmu
Selaksa untai puisi 'tlah kutulis saban hari dalam buku harianmu
Acap kali aku merobek lara kala kabar darimu tak sampai jua
Sebab tanpamu aku termakan akan buasnya dunia
Langkah yang sempit dan harap yang luas
Membuatku enyah dari waktu yang bisu penuh debu
Bertorehkan janji kukembali untuk berdiri menanti
Di seberang jalan
Kupastikan aku sudah duduk menghadang
Untuk kamu agar mau berhenti sejenak melepas penat
Ini airmu
Aku tau kau haus
Usai berlari mengejari impian yang mengkhianati
Janganlah wajahmu muram
Macam apapun kamu aku tetap di sini untukmu
Biarkan bias-bias keringat penuh di dahimu
Aku punya sehelai tisu untukmu mengapus lelah
Atau aku saja, agar bisa kupandang jelas jelinya matamu
Serta senyum yang merekah karena lepas dari kalah
Aku untukmu, jangan segan memelukku, karena aku juga mau.
-Ucy tentia
Lampung, 15 Mei 2020
- Ucytentia
---o0o---
Syair Pagi
Kicauan burung menyapaku pagi ini
Dengan merdu iringi sejuknya sang embun
Lautan rindu masih jadi teman menyambut mentari
Semoga tetap bersemi walau sudah di ubun-ubun.
Selamat pagi kasih
Mungkin tak sama lagi
Tapi bagiku kaulah penawar pedih
Yang kuharap semoga tetap di hati.
HsNMT
Mamuju, 30 Juni 2020
- Husain Nur M T
---o0o---
Hujan Dan Kenangan
Seruni Jingga
Derai tirta langit menderas
Seiring embun netra membasah
Setelah pergimu ada banyak hal yang hilang
Tak aku temui lagi pemilik tawa paling renyah
Kau tahu bukan sayang
Hujan dan kenangan telah kau jadikan sebuah diary alam
Bersama rintiknya, ada pedih menyesakkan dada
Ada yang terasa teriris, namun tak terlihat nyata
Betapa aku berusaha melupakan
Semakin jelas membayang diingatan
Mengapa tak lama hadirmu
Menghilang bagai angin lalu
Mungkin semua salahku
Kurang peka mengerti akan dirimu
Sejak kau pergi waktu itu
Separuh jiwaku kau bawa pula serta
Entahlah, aku harus tetap menanti
Atau menyudahi rasa ini
Aku tak mau jiwaku hidup namun serasa mati
Kembalilah atau bila pergi jangan tinggalkan luka yang membuat atma tak berdaya
Lembah Kasih, 03 Mei 2020
- Seruni Jingga
---o0o---
Tak Ada Embun Sekedar Jatuh
Mari, berteduh dari kebisingan gairah,
Lelah karna serapah
Waktu, yang tak sendirinya kehilangan cerah
Masih ada angin, pelan dinginkan peluh
Longgarkan dada, hempaskan sumbatan keluh
Kuatkan kaki mengayuh.
Masih ada tetesan embun, tak sekedar jatuh,
Tegakan harapan yang hampir luluh
Kembali utuh.
(Daniel R. Wibowo, 0923.28720)
- Daniel Rusli Wibowo
Pada pijar Fajar itu ada setitik embun yang mengering.
Genang sisa tangis sang malam melengkung bagai simpul senyum yang sembunyi di balik sinar mentari.
Tau kah kau sayang ...
Diantara ribuan dan jutaan aksara,
namamu adalah salah satu yang ku pilih...
Untuk ku tuangkan dalam bait bait diksi puisi ku.
karena tak pernah habis kosakata indah, pahit, dan manis tentang mu, tentang kita.
Yang akan ku rangkai dalam rima dan irama sajak ku.
Kamu ...
mentari...
rinai hujan...
senja...
dan secangkir kopi...
begitu menyatu dalam setiap denyut nadi ku...
Too much Love for you
My Husband...
- Halima Umy Maisyahdanhabieb
---o0o---
Ingin kusapa Embun malam
Tapi aku ragu dia pilu
Ingin kulihat rintik rindunya
Tapi ia tutupi dengan selembar daun
Ingin belai embun pagi
Tapi aku ragu ia pergi
Ingin ku nikmati setiap tetesnya
Tapi ia terbawa oleh mentari
Ingin kudekap embun sore
Tapi aku ragu ia pudar
Ingin kugenggam kebeningannya
Tapi ia pecah tak berurai
-1 April 2020_
- Muhammad Andre Fahrizal Nasution
---o0o---
Komentar
Posting Komentar