Langsung ke konten utama

Kumpulan Puisi Hari Pramuka: Merayakan Semangat dan Jiwa Kepanduan

 Setiap tanggal 14 Agustus, kita memperingati Hari Pramuka, sebuah momen istimewa untuk mengenang dan merayakan semangat kepramukaan di Indonesia. Pada hari ini, para Pramuka dari berbagai penjuru negeri menunjukkan kebanggaan mereka dalam seragam, membakar semangat kebersamaan, dan menguatkan tekad untuk berbakti pada tanah air. Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa cinta dan semangat kepramukaan adalah melalui puisi.

Puisi, dengan keindahan kata-katanya, mampu mengabadikan nilai-nilai kepramukaan seperti kepedulian, keberanian, ketangguhan, dan kesetiakawanan. 

Berikut adalah beberapa puisi yang menggambarkan makna dan semangat Hari Pramuka 14 Agustus 2024:


1. Semangat di Pundak Seragam

Kumpulan puisi pramuka

Di bawah sinar matahari pagi,  

Kita berbaris dengan langkah pasti,  

Bendera di pundak, seragam di tubuh,  

Semangat Pramuka menyala di kalbu.


Dari padang hijau ke hutan lebat,  

Kita berjalan tanpa ragu dan lambat, 

Bersama kawan, bersama saudara,  

Menjelajah alam, menaklukkan dunia.


Pramuka, di dadamu terpatri janji,  

Untuk setia, berbakti pada negeri,  

Dalam tiap langkah dan hela napas,  

Kau bawa semangat juang tak terhempas.


Puisi ini menggambarkan semangat dan kebanggaan seorang Pramuka saat mengenakan seragamnya. Dengan bendera di pundak dan seragam yang melekat, setiap langkah adalah wujud dari tekad untuk menjaga kehormatan dan martabat bangsa. Puisi ini mengingatkan kita pada pentingnya disiplin, kerjasama, dan keberanian dalam menghadapi tantangan.


2. Api Unggun di Malam Sunyi

Di bawah langit malam yang pekat,  

Berkumpul mengelilingi api,  

Nyala kecil itu tak hanya memanaskan,  

Tapi menyatukan hati-hati yang gigih.


Lagu-lagu Pramuka menggema,  

Di tengah hutan yang sunyi,  

Menceritakan kisah keberanian,  

Dan petualangan yang tak pernah mati.


Dalam sinar api, wajah-wajah bersinar,  

Dengan mimpi dan harapan yang besar,  

Kita adalah generasi pembawa obor,  

Untuk masa depan yang lebih bercahaya.


Api unggun adalah salah satu simbol ikonik dalam kegiatan Pramuka. Dalam puisi ini, api unggun di malam hari menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan yang menyatukan para Pramuka. Nyala api yang kecil namun kuat mencerminkan semangat yang ada dalam diri setiap Pramuka, selalu menyala meski dalam kesunyian malam.


3. Janji di Bawah Bintang

Malam itu, di bawah ribuan bintang,  

Kita berikrar dengan hati yang tenang,  

Setia, jujur, dan selalu siap,  

Menjaga tanah air, dalam langkah dan kata.


Pramuka, bukan hanya sekedar nama,  

Ia adalah jiwa, dalam tiap generasi,  

Tumbuh dalam persahabatan yang hangat,  

Di mana setiap anak negeri belajar menjadi kuat.


Dengan cinta pada tanah air tercinta,  

Kita berjanji untuk selalu setia,  

Dalam segala cuaca, dalam segala keadaan,  

Pramuka terus maju, tanpa ragu dan tanpa beban.


Puisi ini menggambarkan momen khidmat ketika seorang Pramuka berikrar di bawah langit yang penuh bintang. Janji setia untuk selalu berbakti kepada tanah air menjadi inti dari puisi ini. Dengan latar belakang malam yang tenang, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali janji yang telah diikrarkan, sebagai pengingat akan tugas dan tanggung jawab seorang Pramuka.


4. Pelangi di Ujung Perjalanan

Sehabis hujan, kita melihat pelangi,  

Di ujung perjalanan yang panjang,  

Warna-warni yang membentang,  

Mengingatkan kita akan keindahan persatuan.


Pramuka, dalam suka dan duka,  

Kau ajarkan kita untuk tetap teguh,  

Menghadapi badai dengan senyuman,  

Dan menyambut fajar dengan harapan.


Setiap langkah yang kita lalui,  

Adalah pelajaran yang tak ternilai,  

Mengukir cerita di hati yang bersih,  

Tentang persahabatan dan cinta sejati.


Setelah melewati berbagai tantangan dan rintangan, seorang Pramuka akan menemukan "pelangi" di ujung perjalanannya. Puisi ini mengisahkan tentang keindahan persatuan dan kerja sama yang terjalin selama perjalanan panjang. Pelangi menjadi simbol harapan dan keberhasilan yang hanya bisa dicapai dengan usaha bersama.


5. Jejak di Tanah Pramuka

Di sini, di tanah Pramuka,  

Jejak-jejak kita tak akan hilang,  

Tertanam dalam kenangan,  

Seperti akar pohon yang kokoh menancap.


Setiap kemah, setiap permainan,  

Adalah pelajaran hidup yang berarti,  

Mengajarkan kita arti kerja sama,  

Dan keindahan berbagi dalam kebersamaan.


Di ujung hari, saat kita kembali,  

Jejak-jejak itu tetap ada,  

Mengiringi langkah kita,  

Sebagai Pramuka, kita terus berjalan, tanpa henti.


Puisi terakhir ini mengingatkan kita bahwa setiap langkah yang kita ambil sebagai Pramuka akan meninggalkan jejak. Jejak-jejak ini, baik berupa kenangan manis maupun pelajaran hidup, akan selalu ada dan menjadi bagian dari diri kita. Puisi ini mengajak kita untuk selalu mengenang masa-masa di Pramuka dengan penuh rasa syukur dan kebanggaan.


Puisi-puisi di atas bukan hanya sekedar rangkaian kata-kata, tetapi juga refleksi dari jiwa dan semangat Pramuka yang pantang menyerah. Melalui puisi, kita diajak untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang ditanamkan dalam gerakan Pramuka dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Hari Pramuka bukan hanya perayaan seremonial, melainkan juga momen untuk kembali mengingatkan diri tentang pentingnya kesetiaan, keberanian, persahabatan, dan pengabdian kepada bangsa dan negara. Melalui puisi, kita dapat mengekspresikan perasaan dan pemikiran kita, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga semangat kepramukaan.

Selamat Hari Pramuka! Semoga semangat kepanduan selalu hidup dalam setiap langkah kita, mengiringi perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi dan Sikap Teladan W.S. Rendra

Biografi Penyair Indonesia W.S. Rendra  Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih terkenal dengan sebutan W.S. Rendra (kabarnya setelah masuknya beliau menjadi muslim inisial W.S. berganti menjadi Wahyu Sulaiman) lahir di Solo, 7 November 1935. Beliau pernah bersekolah di Universitas Gajah Mada dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa. W.S. Rendra merupakan salah satu sastrawan sohor di Indonesia. Banyak sekali karya-karyanya bertebaran di media massa bukan hanya puisi, beliau juga sering menulis skenario drama, lagu serta esai mengenai sastra. Karena kecintaannya terhadap sastra juga membuat beliau tertarik untuk mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Bengkel Teater yang didirikan pada tahun 1967 itu juga berhasil menciptakan seniman-seniman sohor lainnya. Seniman yang terlahir di sana antara lain Radhar Panca, Adi Kurdi, Sitok Srengenge dan masih banyak lagi. Namun pada bulan Oktober 1985 beliau memindahkan Bengkel Teater di Depok karena alasan tekanan politik.

Kumpulan Puisi Pilihan Karya Prilly Latuconsina

Siapa sangka seorang Prilly Latuconsina suka menulis puisi bahkan sudah menerbitkan buku? Yuk, simak! Sekarang Writer Land akan memberikan beberapa karya puisi terbaik Prilly Latuconsina. Ternyata selain menjadi seorang aktris, presenter dan penyayi, Prilly juga seorang penulis, lhoo. Karena kemarin tahun 2017, perempuan cantik yang lahir pada tanggal 15 Oktober 1996 telah meluncurkan buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul 5 Detik dan Rasa Rindu. Buku Kumpulan Puisi '5 Detik dan Rasa Rindu' Prilly Latuconsina Judul : 5 Detik dan Rasa Rindu Penulis : Prilly Latuconsina Penerbit : The PanasDalam Publising, Bandung. Cetakan : IV, Juni 2017 (Cet. I: Feb 2017, III: Maret 2017) Tebal : 156 halaman (111 puisi, 45 puisi berjudul, 66 puisi bertanda #) ISBN : 978-602-61007-0-2 Penyunting : Fuad Jauharudin Ilustrasi sampul : Nafan Desain : Pidi Baiq Desain isi : Deni Sopian Di dalam buku 5 Detik dan Ra

Pengertian Puisi Berantai dan Contoh Puisi Berantai Lucu 2 Orang

Ingin belajar membuat puisi berantai? Yuk, ketahui dahulu apa itu puisi berantai dan bagaimana contohnya! Puisi berantai biasanya terdiri dari beberapa puisi yang berbeda tema namun saling berkaitan. Biasanya dibacakan oleh 3 orang atau lebih. Puisi-puisi tersebut akan dibacakan satu bait saling bergantian. Bait puisi satu ke bait puisi dua seolah menyatu dan menimbulkan bunyi yang biasanya jenaka. Daripada terus menerka-nerka, berikut akan kami berikan contoh sederhana puisi berantai jenaka. Meski biasanya lebih seru dibacakan oleh tiga orang atau lebih. Namun kali ini kami akan memberikan puisi berantai untuk 2 orang yang tak kalah lucu dan seru. Contoh Puisi Berantai Dua Orang dengan Tema Kentut dan Cinta Oleh: Reana Methan dan Daun A: Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Aku Suka Kentut" B: Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Istriku" A: Ha ha ha aku suka kentut Sebagaimana cinta Nyaman, tapi juga sesakkan