Langsung ke konten utama

Cerpen: Girl's Squad

Sedang mencari contoh cerpen tema sahabat maya? Yuk, baca di bawah ini contoh cerpen tema sahabat yang seru!

Tidak ada salahnya Sahabat meluangkan waktu membaca cerpen di bawah ini untuk refreshing. Karena tidak akan menyita banyak waktu. Bagi yang mencari juga, di bawah ini adalah contoh cerita tema sahabat yang keren.

Girl's Squad
Oleh: Yuli Mulyani

       Mereka memang tidak terlihat di dunia nyata, tetapi solidaritasnya tak kalah dengan yang selalu bersua.


        Bagi sebagian orang, mungkin bersahabat dengan yang tidak terlihat—bukan makhluk gaib—di dunia nyata adalah hal yang sulit untuk di percaya. Sebab, tidak tahu wujud aslinya seperti apa. Hanya mengandalkan feeling, juga kecocokkan dalam berbicara. Entah itu lewat chat atau pun suara.
 
      Semua berawal ketika aku kembali membuka akun facebook lama. Awalnya hanya sekadar iseng semata—bukan untuk stalking mantan ya—karena sedikit jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang bisa di bilang monoton.

       Makan, bekerja, pulang, tidur. Eh, sama mandi juga ... kalau ingat. Hehe.

      Abaikan.

      Hanya berputar di situ saja. Selebihnya banyak di habiskan di dalam rumah—tipe pemalu, Gaes. Atau bisa di bilang introvert. Kurang suka dengan keramaian.

      Tak di pungkiri rasa sepi itu selalu ada. Hanya saja bagi orang yang sedikit kaku sepertiku ini cukup sulit untuk membiasakan diri ketika di depan khalayak ramai. Lebih senang menyendiri di pojok kamar. Eh.

      Setelah mengambil benda pipih yang tersimpan di nakas, kurebahkan tubuh di atas ranjang. Melepas lelah setelah seharian bekerja sambil mencari hiburan dengan membuka aplikasi facebook. Membaca status alay dari beberapa teman yang membuatku sedikit tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.

      Kids zaman now.

      kemudian kutemukan sebuah grup literasi yang isinya kaum hawa semua. Di sana banyak berbagai cerita di suguhkan, tetapi genre romance lah yang mendominasi.
 
     Aku yang memiliki hobi membaca tentu saja senang bukan main. Biasanya setiap awal bulan selalu berburu novel baru, sekarang sudah banyak cerita yang bisa kubaca dengan gratis, kapan dan di mana saja.

     Mulai dari grup yang isinya perempuan semua, sampai grup berskala besar yang pendirinya sudah terkenal di layar kaca.

     Dari situlah keakraban mulai terjalin karena sering bertegur sapa antar pembaca yang baper atau pun dengan para penulisnya.

      Hampir enam bulan bergabung dengan grup tersebut. Selain membaca, aku pun mempelajari tata cara menulis yang baik dan benar. Hingga hobi membacaku menimbulkan hasrat ingin seperti mereka—pandai merangkai kata hingga menjadi sebuah cerita. Meskipun sampai sekarang aku belum bisa.
 
      Berawal dari posting di wall pribadi. Lama kelamaan mulai sedikit ada keberanian mengirim ke grup.

     Awalnya sangat gemetar karena takut tidak ada yang merespon. Di luar dugaan, mereka sangat baik, bahkan tak pelit ketika berbagi ilmu kepenulisan. Membuatku semakin kerasan. Seperti menemukan tempat di mana aku bebas berekspresi tanpa ada rasa malu dengan orang sekitar.
 
     Setelah semakin akrab, aku di ajak bergabung di sebuah grup WhatsApp yang isinya penulis semua. Tentu saja tawaran itu aku terima dengan senang hati.
   
      Di sana bukan sekadar berbagi ilmu atau materi kepenulisan. Adalanya seksi curhat—karena anggotanya terdiri dari kaum hawa semua—sampai saling support jika salah satu anggota sedang ada masalah. Poin plusnya, mereka sering berbagi foto Abang tampan yang berewokkan. Uhuuk.

     Maklum ... Masih gadis, Gaes. Yang di bahas gak bakalan jauh dari cowok tampan.

    **

    Gawaiku terus berbunyi menandakan pesan masuk lewat WhatsApp. Setelah di buka, ternyata dari grup 'Girl's Squad'.
 
     [Akak @Dewi, @Desri, @Vina, juga yang lainnya krisan cerpenku dong] Adila mengirim sebuah cerpen berjudul "Patah Hati".
 
     [Tar dulu, ya. Masih di jalan] balas Vina.
 
     [Yang lainnya ... Hadirlah ... Hadirlah] ucap Adila.
 
     [Sekalian pake kemenyan biar cepet muncul] balas Risty.
 
     [Akak @Adila kamu bikin aku mewek] balas Indah dibanjiri emot air mata. Dia termasuk anggota yang paling baperan, baru setelahnya aku di urutan ke dua. Eh.
   
     [Jadi inget mantan. Uhuuk] timpalku setelah membaca cerpen Adila.
 
     [Bener banget Akak @Mita] Kritstia membenarkan.
 
     [Biar kagak baper, ngopi dulu nih, Gaes] Risty mengirim foto secangir kopi.
 
     [Akak @Risti selain minum kopi, coba sambil lihat ini. Di jamin, lupa sama mantan] Dewi mengirim foto lelaki yang ... Uhuy.

     Bukan suami orang kok, Gaes.  Cuma Aktor bollywood. Jadi gak akan masalah sama bininya. Eh, sama aja ya? Haha.

     Abaikan.
 
     [Uwow] Aku mengirim emot melotot. Memang lelaki itu sangat tampan. Lumayan buat sedikit cuci mata di tengah teriknya matahari siang ini. Eh.
 
     [Ciee ... Akak @Mita terpesona] goda Kristia.
 
     [Selain baperan, Akak @Mita itu ileran tahu, Kak @Kristia] Dewi membalas dengan emot ketawa.

     [Akak @Dewi ... Apa yang kamu lakulan itu ... Jahad!] balasku dengan emot menangis.

     "Sekarang itu zamannya pacaran sama handpone." Suara itu mengalihkan perhatianku dari layar ponsel. Menatap ke depan di mana seorang lelaki sedang makan bakso dengan cuek.
 
     Aku mengangkat kedua alis, maksud bertanya 'ada apa?'.
 
     "Zaman sekarang itu pacarannya bukan dengan orang. Akan tetapi sama handpone. Buktinya kamu lebih sering memberi senyuman sama benda pipih itu di banding aku yang ganteng ini," jelas Rian, teman satu divisku.
 
     Blas. Pipiku terasa panas.

     "Ada-ada saja," ucapku sambil tersenyum ke arahnya. Padahal jantungku sudah berdebar-debar.

     Malu-malu kucing.

     "Eh, itu kenapa pipinya merah?" tanyanya. Kemudian tawa meledak dari lelaki tampan itu. Seperti itulah dia. Senang sekali menggodaku. Asem.

     Kalau baper 'kan repot. Eh.
 
    "Aku duluan, ya." Segera bangkit. Meninggalkannya yang kembali asik melahap makanannya.
 
     [Uhuuk]
 
     [Uhuuk juga] balas Dewi.
     [Ada apa nih?]
 
     [Malu euy]
 
     [Malu kenapa, Akak @Mita?] tanya Kristia.
 
     [Tadi ... Ah, gak jadi deh] pipiku sudah semakin memanas. Tak berani untuk melanjutkan.

     [Iih ... bikin penasaran] balas Kristia.
 
     [Paling ketemu si Rian]
     [Bener 'kan Akak @Mita?] tebak Dewi.
 
     [Hahaha]

     [Ecie ... Akak @Mita. Pepet terus euy] goda Kristia.
 
     [Elaah]

     
     Sepeti itulah mereka. Terkadang aku seperti menemukan belahan jiwa saat mereka bisa menebak apa yang sedang kurasa. Juga selalu bisa membuatku terawa walau hanya sekadar menatap layar ponsel saja. Nyaman. Aneh memang, tetapi begitulah adanya.
 
     Di sana aku merasa jadi diri sendiri tanpa malu mengekpresikan apa yang sedang kurasa. Sebab, kenyamanan dalam bercerita tak harus dengan bertatap muka. Bisa saja, mereka yang terbentang oleh jarak, justru jauh lebih memahami kita seperti apa.

     Sebab, pertemuan bukan tolak ukur dari eratnya sebuah ikatan persahabatan. Terkadang hanya sebatas maya pun rasanya tetap sama. Nyata.

Selesai

Cerita tersebut diambil dari salah satu juara di event cerpen tema sahabat maya. Masih banyak konten bermanfaat lainnya hanya di Writer Land.

Baca juga : 

Segores Luka di SMA

Jangan Terlalu Percaya Maya

5 Tips Merawat Bibir Agar Tetap Merah Alami


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi dan Sikap Teladan W.S. Rendra

Biografi Penyair Indonesia W.S. Rendra  Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih terkenal dengan sebutan W.S. Rendra (kabarnya setelah masuknya beliau menjadi muslim inisial W.S. berganti menjadi Wahyu Sulaiman) lahir di Solo, 7 November 1935. Beliau pernah bersekolah di Universitas Gajah Mada dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa. W.S. Rendra merupakan salah satu sastrawan sohor di Indonesia. Banyak sekali karya-karyanya bertebaran di media massa bukan hanya puisi, beliau juga sering menulis skenario drama, lagu serta esai mengenai sastra. Karena kecintaannya terhadap sastra juga membuat beliau tertarik untuk mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Bengkel Teater yang didirikan pada tahun 1967 itu juga berhasil menciptakan seniman-seniman sohor lainnya. Seniman yang terlahir di sana antara lain Radhar Panca, Adi Kurdi, Sitok Srengenge dan masih banyak lagi. Namun pada bulan Oktober 1985 beliau memindahkan Bengkel Teater di Depok karena alasan tekanan politik.

Kumpulan Puisi Pilihan Karya Prilly Latuconsina

Siapa sangka seorang Prilly Latuconsina suka menulis puisi bahkan sudah menerbitkan buku? Yuk, simak! Sekarang Writer Land akan memberikan beberapa karya puisi terbaik Prilly Latuconsina. Ternyata selain menjadi seorang aktris, presenter dan penyayi, Prilly juga seorang penulis, lhoo. Karena kemarin tahun 2017, perempuan cantik yang lahir pada tanggal 15 Oktober 1996 telah meluncurkan buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul 5 Detik dan Rasa Rindu. Buku Kumpulan Puisi '5 Detik dan Rasa Rindu' Prilly Latuconsina Judul : 5 Detik dan Rasa Rindu Penulis : Prilly Latuconsina Penerbit : The PanasDalam Publising, Bandung. Cetakan : IV, Juni 2017 (Cet. I: Feb 2017, III: Maret 2017) Tebal : 156 halaman (111 puisi, 45 puisi berjudul, 66 puisi bertanda #) ISBN : 978-602-61007-0-2 Penyunting : Fuad Jauharudin Ilustrasi sampul : Nafan Desain : Pidi Baiq Desain isi : Deni Sopian Di dalam buku 5 Detik dan Ra

Pengertian Puisi Berantai dan Contoh Puisi Berantai Lucu 2 Orang

Ingin belajar membuat puisi berantai? Yuk, ketahui dahulu apa itu puisi berantai dan bagaimana contohnya! Puisi berantai biasanya terdiri dari beberapa puisi yang berbeda tema namun saling berkaitan. Biasanya dibacakan oleh 3 orang atau lebih. Puisi-puisi tersebut akan dibacakan satu bait saling bergantian. Bait puisi satu ke bait puisi dua seolah menyatu dan menimbulkan bunyi yang biasanya jenaka. Daripada terus menerka-nerka, berikut akan kami berikan contoh sederhana puisi berantai jenaka. Meski biasanya lebih seru dibacakan oleh tiga orang atau lebih. Namun kali ini kami akan memberikan puisi berantai untuk 2 orang yang tak kalah lucu dan seru. Contoh Puisi Berantai Dua Orang dengan Tema Kentut dan Cinta Oleh: Reana Methan dan Daun A: Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Aku Suka Kentut" B: Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Istriku" A: Ha ha ha aku suka kentut Sebagaimana cinta Nyaman, tapi juga sesakkan