BUNGKAM
Oleh: Reana Methan
Jujur sayang, aku selalu saja asing
akan ribuan kata manis yang kau toreh
satu huruf pun tak kukecup manisnya.
hambar. Semua kata tak ada rasa.
Setelah kubaca sajakmu
kutelaah, teliti hingga titik paling akhir
hasilnya tak kutemui satu bait pun
tentang aku yang satu-satunya.
Kisahku tak sama seperti kamu-mu
Tak juga ada persamaan dengan dia-mu
kemungkinan final persis mereka-mu
dalam sajak yang kau toreh kemarin.
Meski aku sempat berdalih maklum
tapi apa yang kutemukan tak terbantahkan
maaf tanpa izin kuobrak-abrik sajakmu.
jika tidak, mungkin sandiwaramu telah mencapai ending.
Lalu kau berharap aku bagaimana setelah mengetahui semua yang terjadi, Sayang?
menjauh dan membenci bukan watakku
dan akhirnya aku memilih ... Bungkam.
Tasikmalaya, 14 Februari 2019
Komentar
Posting Komentar