Langsung ke konten utama

Cerita Cinta: Segores Luka di SMA

Segores Luka di SMA
Oleh: Reana Methan


Ketika harap tetap harap dan tak kunjung menjadi nyata. Ketika cinta datang, seakan dunia ini memilihmu untuk menjadi sang pemeran utama dalam sebuah kisah. Apa yang kau harapkan? karena ini adalah sebuah cerita seorang gadis SMA yang POBIA (Polos Biadab) yang selalu percaya bahwa kehidupan akan berakhir bahagia. Semuanya berawal dari ...

Mentari itu bersinar cerah seperti memberikan segenggam asa untuknya bahagia hari ini. Pun burung-burung berkicauan tanda menyetujui harap. Senyumnya merekah dengan kedua tangan yang menggenggam tas gendong, ciri khasnya. Namanya Reandra Amalia, seorang gadis yang selalu bingung harus bagaimana ia bersikap ketika berhadapan dengan orang lain.

Seperti pada pagi ini, ketika ia berjalan dengan santainya karena sudah memasuki area sekolahan dan tak perlu takut akan kesiangan. Tiba-tiba, motor kuning lewat, hampir saja menyenggol lengannya. Kesal? tentu saja. Tapi, Reandra bingung harus meluapkan kekesalanya dengan cara apa. Teriakkah? ah sudahlah, yang penting sekarang Reandra harus tahu siapa orang yang hampir saja menyerepetnya tadi.

Ketika motor kuning besar itu sudah ada di parkiran, ia disambut oleh banyak sekali anak-anak perempuan kelas X seangkatannya. Dahi Reandra mengkerut, sebenarnya siapakah gerangan yang berada di balik helm hitam itu? artiskah?

Deg-deg-deg!

Dan ternyata ... Kak Rama.

Pantas saja anak-anak seangkatannya pada geger saat motor itu datang. Kak Rama adalah ketua MPK yang ramah, disiplin dan gantengnya minta ampun. Ia sangat terkenal semasa Reandra MOS.

Sekilas Reandra tersenyum simpul. Haruskah ia seperti anak-anak yang lain yang memberikan Kak Rama bekal, bunga, surat atau alat-alat sogokkan lainya. Seperti yang ia lihat di depannya sekarang. Ah, Reandra pikir tidak! Ia tak usah repot melakukan itu semua karena Reandra memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan perhatian Kak Rama. Ya seperti itu ujar Reandra dalam hati. Kepalanya manggut-manggut, tak lupa memberikan senyuman evil untuk idenya barusan.

Saat Reandra tersadar dari pikiran aneh itu, Kak Rama sudah berjalan menuju ke arahnya. Reandra meneguk ludah bingung. Secercah cahaya datang dari bibir Kak Rama yang tersenyum simpul. Reandra hampir saja terhanyut. Namun, suara seseorang entah siapa, yang ada dalam hatinya berkata, ‘Jangan seperti perempuan murahan!’ seketika itu mata Reandra membulat, senyuman sinis terbit dari bibirnya. Reandra berjalan melewati Kak Rama dengan sangat tergesa. Dan perbuatannya itu berhasil menciptakan kerutan manja di kening Kak Rama, Reandra sempat melihatnya sekilas.

Tibalah Reandra di kelasnya. Ia memukul-mukul bangku yang ada di hadapannya, sambil sesekali merutuki dirinya yang bersikap bodoh di hadapan Kak Rama tadi. Wajah bingung Kak Rama terus saja terbayang. Kak Rama pasti membencinya, Kak Rama pasti menganggapnya perempuan sinis, bagaimana iniiiiii teriak Reandra dalam hati.

Reandra segera menundukan kepala di atas kedua tangan yang ia lipat ketika ia melihat Akira si biang gosip yang tak lain adalah teman sebangkunya. Untuk kali ini, ia sedang tidak bernafsu mendengarkan gosip terkini dari sahabatnya itu.

“Ekhem.” Akira pura-pura batuk.

Akira mengerucutkan bibir ketika melihat pendengar setianya tidak bangkit juga untuk menanyakan berita terbaru seperti biasanya. Namun, bukan Akira namanya kalo tidak bisa membuat mangsanya tertarik untuk bertanya. Akira bernyanyi sambil menampilkan senyum merekah akan idenya.

“Dududududu ... bener nihh nggak mau tahu berita terkini?” tanya Akira sambil tak hentinya bersenandung. Tak kunjung ada jawaban, Akira melanjutkan aksinya, “padahal berita hari ini datang dari sang ketua MPK kesayangan seorang Reandra lhoo tapi ... ah sudahlah. Akan ku simpan berita itu sendiri.” Akira tersenyum mengakhiri perkataanya.

Satu detik ... dua detik ... tiga detik tak jua ada pergerakan yang berarti dari Reandra. Akira pikir usahanya kali ini gagal. Namun, beberapa detik kemudian, terdengar suara decakan dari dalam sana yang tentu saja decakkan itu membuat Akira girang bukan kepalang. Perlahan tapi pasti kepala yang tadinya menunduk itu kini mengangkat. Reandra menatap sipit ke arah Akira.

“Kenapa? Pfftt,” tanya Akira dengan sedikit menahan senyum.

“Apa?”

“Apanya yang apa?” pancing Akira.

“Apa berita baru hari ini?”

“Oh. Jadi gini, kemarinkan aku cari-cari akun kakak kelas SMA Permata Bangsa. Buat bahan berita hari ini. Dari mulai Kak Abi, Kak Jodi, Kak Juan, sampai Kak Rama-mu. Dan ternyata mereka ganteng hiii. Eh, bentar-bentar bukan itu. Ternyata Kak Rama itu suka nulis, malah dia jadi salah satu admin di group FB Kumpulan Penulis SMA Perbang.” Akira menjelaskannya antusias dengan tempo yang secepat-cepatnya.

“Terimakasih.” Reandra mencium pipi Akira. Senyumnya terbit lagi, pikiran polosnya-pun bekerja kembali, “besok aku tunggu berita terbaru selanjutnya.”

“Siap!” jawab Akira bangga pada dirinya sendiri, meski hatinya sakit ingin berontak.

Bahagia itu tidak selalu tentang laki-laki dan perempuan. Sahabat yang saling membantu-pun adalah bahagia yang tak kalah indah. Meski salah satunya harus berkorban untuk kebahagiaan yang lainnya. Karena yang dicari bukan bahagia namun arti hidup kita.

***

Di kamar yang berukuran mini itu, semuanya nampak rapih. Buku-buku pelajaran yang tertata di meja belajar dan beberapa kertas HVS yang berisi tulisan tangan sang pemiliknya terkumpul menjadi satu. Aroma vanila yang berasal dari penyemprot otomatis itu memenuhi ruangan ini, membuat siapa saja yang menghirup merasa lapar. Termasuk sang empu, yang kini sedang berbaring di bed cover mininya sambil memainkan handphone.

Ya, Reandra Amalia yang dari sepulang sekolah tadi langsung mencari HP-nya yang tidak pernah ia bawa ke sekolah. Ia langsung membuka facebook dan mencari group Kumpulan Penulis SMA Perbang yang dimaksud Akira. Group itu tertutup, namun Reandra dengan cepat mendapatkan izin karena ia salah satu siswi Perbang. Postingan yang pertama ia baca adalah postingan sebuah event puisi. Dimana, syaratnya harus tag satu admin dan kirim di kolom komentar.

Reandra tersenyum membaca syaratnya. Bukan main, apakah ini yang dinamakan menyelam sambil minum air? nikmat mana lagi yang kamu dustakan ckck. Tapi, malu nggak, ya? tanyanya pada diri sendiri.

“Emm ... bodo amatlah image aku udah hancur di depan dia gara-gara tadikan. Mau gagal kek, berhasil kek, yang penting berusaha.” Reandra menjawab ketakutan hatinya sendiri.

Segera Reandra membuat puisi yang sesuai dengan tema yang diminta yaitu ‘Cinta’, tidak butuh waktu lama bagi Reandra membuatnya. Ya, hanya satu bait, cukupkan? lagian Reandra tak berniat memenangkan eventnya. Ia hanya ingin tag adminnya.

Dengan mengumpulkan keberaniannya Reandra mengetikan kata demi kata, puisi satu baitnya yang tak bermakna. Lalu ia mengirimkannya di kolom komentar yang telah di khususkan untuk event tak lupa tag sang pujaan hati.

Reandra Amalia

Rumput tak meminta untuk hijau
Angin tak bertanya tentang wujud
Lantas, haruskah kau menyuruhku berpikir
Mengapa cinta itu hadir dan memilihmu.
Hanya bisa tag si dia Ananda Rama 

Reandra tersenyum membaca karyanya. Kalimat bawahnya itu terlalu lebay nggak ya? hatinya terus saja bertanya. Tak lama, ada balasan muncul.

Kodok Payungan

Wah, kakak hebat berani tag Kak Nanda admin tergalak itu hiii 

Mata Reandra terbelalak membaca balasan di komentarnya. Apa lagi ini, admin tergalak? oh no, bukannya menyelam sambil minum air malah jatuh, tertimpa tangga pula.

Bagaimana ini? Kak Rama pasti marah, apalagi puisi yang aku buat terkesan main-main. Hapus aja kali ya. Sebelum komentar itu dihapus seseorang menyukainya. Dan ternyata orang itu adalah ... ya betul. Kak Rama.

“Mati aku, ayahku tahu. Aku sudah mempermalukan diriku.” Reandra langsung mematikan handphonenya. Ia tak sanggup melihat nasib yang terjadi setelahnya. Namun, penasaran tetaplah penasaran Reandra membuka aplikasi Facebooknya kembali. Yang membuatnya terkejut lagi ada satu pesan dari Kak Rama.

Ananda Rama

[Reandra, belajar lagi membuat puisinya. Perbanyak membaca puisi orang hebat agar diksinya bertambah]
                  
[Siap, kak ]

[Bagus (y) ]

Reandra yang menyedihkan memang. Berniat modus malah jadi minus. Sebenarnya, Reandra bisa membuat puisi yang lebih bagus dari tadi. Kesempatan keduapun gagal.

***

Keesokan harinya, Reandra berharap agar tak bertemu dengan Kak Rama. Ia bingung harus mengeluarkan ekspresi seperti apa karena kesalahannya kemarin. Tetapi, nasib buruk selalu saja menimpanya. Kak Rama baru saja memarkirkan motor dan ia melihat Reandra yang sedang berjalan ke arahnya.

Kenapa kaki ini berjalan ke arahnya sih. Woi kaki lo kenapa? Reandra gemas sendiri dengan tingkah anehnya. Hingga tibalah ia di hadapan Kak Rama. Kak Rama menaikan alisnya bertanya ada apa. Reandra mengulurkan tangan lalu menyalimi tangan Kak Rama. Astagfirullah, apa yang aku lakukan Ya Allah hati Reandra berkoar-koar.

Berbeda dengan hatinya yang kalang kabut, ekspresi yang di tampakkan wajahnya malah sangat percaya diri. Ramapun tersenyum melihat polah adik kelasnya itu.

“Kenapa?” tanya Reandra sewot melihat tawa pujaan hatinya.

“Kamu suka?” tanyanya.

“Suka apa?” Reandra balik bertanya.

“Suka aku,” jawab Rama dengan kekehannya.

“Nggak ada.” Reandra melangkahkan kakinya menjauhi Rama.

Apa-apaan tadi, Kak Rama seperti merendahkannya. Ini kali ketiga ia mempermalukan dirinya sendiri di depan Kak Rama.

***

Ketika jam istirahat, Reandra pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Namun, tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil namanya.

“Reandra,” panggil seseorang.

“Apa?” jawab Reandra ketus. Bukannya jahat, tapi itulah Reandra yang selalu bingung harus mengeluarkan ekspresi seperti apa jika berhadapan dengan orang.

“Kali ini beneran.”

“Beneran apa?” tanya Reandra.

“Kamu suka?”

Reandra berpikir, haruskah ia bilang suka atau tidak. Kalo ia bilang suka, terlihat seperti murahan. Belum kenal, belum apa udah bilang suka aja. Ah bodolah, apapun yang mulutku jawab nanti, aku akan terima resikonya ujar Reandra dalam hati.

“Enggak,” jawab Reandra mantap, berbeda dengan hatinya.

“Oke, kalo gitu kamu bebas. Saya tidak akan menanyakan ini lagi.”

Selalu saja begitu batin Reandra. Dari SD mula ia tidak pernah megatakan ya untuk pertanyaan itu, setelah bersusah payah mengejarnya. Satu kata yang menjadi alasannya yaitu ‘malu’ ya, hanya kata itu. Tentu saja, ada Tuhan di balik kata itu.

Setelah kejadian itu Kak Rama tidak pernah menampakan dirinya di hadapan Reandra, tak juga di media sosial. Hal itu membuat Reandra merasa bersalah, luka itu hadir lagi. Dan ia tebarkan di hati orang-orang yang ia suka. Menjadi diri sendiri itu menyenangkan. Namun, terkadang keinginan dan ego itu sulit dibedakan.

[TAMAT]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi dan Sikap Teladan W.S. Rendra

Biografi Penyair Indonesia W.S. Rendra  Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih terkenal dengan sebutan W.S. Rendra (kabarnya setelah masuknya beliau menjadi muslim inisial W.S. berganti menjadi Wahyu Sulaiman) lahir di Solo, 7 November 1935. Beliau pernah bersekolah di Universitas Gajah Mada dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa. W.S. Rendra merupakan salah satu sastrawan sohor di Indonesia. Banyak sekali karya-karyanya bertebaran di media massa bukan hanya puisi, beliau juga sering menulis skenario drama, lagu serta esai mengenai sastra. Karena kecintaannya terhadap sastra juga membuat beliau tertarik untuk mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Bengkel Teater yang didirikan pada tahun 1967 itu juga berhasil menciptakan seniman-seniman sohor lainnya. Seniman yang terlahir di sana antara lain Radhar Panca, Adi Kurdi, Sitok Srengenge dan masih banyak lagi. Namun pada bulan Oktober 1985 beliau memindahkan Bengkel Teater di Depok karena alasan tekanan politik.

Kumpulan Puisi Pilihan Karya Prilly Latuconsina

Siapa sangka seorang Prilly Latuconsina suka menulis puisi bahkan sudah menerbitkan buku? Yuk, simak! Sekarang Writer Land akan memberikan beberapa karya puisi terbaik Prilly Latuconsina. Ternyata selain menjadi seorang aktris, presenter dan penyayi, Prilly juga seorang penulis, lhoo. Karena kemarin tahun 2017, perempuan cantik yang lahir pada tanggal 15 Oktober 1996 telah meluncurkan buku kumpulan puisi pertamanya yang berjudul 5 Detik dan Rasa Rindu. Buku Kumpulan Puisi '5 Detik dan Rasa Rindu' Prilly Latuconsina Judul : 5 Detik dan Rasa Rindu Penulis : Prilly Latuconsina Penerbit : The PanasDalam Publising, Bandung. Cetakan : IV, Juni 2017 (Cet. I: Feb 2017, III: Maret 2017) Tebal : 156 halaman (111 puisi, 45 puisi berjudul, 66 puisi bertanda #) ISBN : 978-602-61007-0-2 Penyunting : Fuad Jauharudin Ilustrasi sampul : Nafan Desain : Pidi Baiq Desain isi : Deni Sopian Di dalam buku 5 Detik dan Ra

Pengertian Puisi Berantai dan Contoh Puisi Berantai Lucu 2 Orang

Ingin belajar membuat puisi berantai? Yuk, ketahui dahulu apa itu puisi berantai dan bagaimana contohnya! Puisi berantai biasanya terdiri dari beberapa puisi yang berbeda tema namun saling berkaitan. Biasanya dibacakan oleh 3 orang atau lebih. Puisi-puisi tersebut akan dibacakan satu bait saling bergantian. Bait puisi satu ke bait puisi dua seolah menyatu dan menimbulkan bunyi yang biasanya jenaka. Daripada terus menerka-nerka, berikut akan kami berikan contoh sederhana puisi berantai jenaka. Meski biasanya lebih seru dibacakan oleh tiga orang atau lebih. Namun kali ini kami akan memberikan puisi berantai untuk 2 orang yang tak kalah lucu dan seru. Contoh Puisi Berantai Dua Orang dengan Tema Kentut dan Cinta Oleh: Reana Methan dan Daun A: Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Aku Suka Kentut" B: Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Istriku" A: Ha ha ha aku suka kentut Sebagaimana cinta Nyaman, tapi juga sesakkan